Istilah “Negeri Tirai Bambu” sering digunakan untuk merujuk kepada Tiongkok, terutama selama era Perang Dingin. Istilah ini menggambarkan isolasi politik dan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah Tiongkok Komunis di bawah kepemimpinan Mao Zedong. Seperti Tirai Besi yang memisahkan negara-negara Blok Timur dan Barat di Eropa, Tirai Bambu melambangkan penutupan diri Tiongkok dari dunia luar, baik dalam hal komunikasi, perdagangan, maupun ideologi.
Dari dinasti-dinasti besar yang membentuk sejarah awal Tiongkok hingga transisi dramatis menuju republik modern, perjalanan Tiongkok adalah salah satu yang penuh dengan perubahan dan perkembangan. Dengan tokoh-tokoh kunci seperti Sun Yat-sen, Chiang Kai-shek, Mao Zedong, dan Deng Xiaoping, Tiongkok telah bertransformasi dari sebuah kekaisaran feodal menjadi salah satu negara terbesar dan paling berpengaruh di dunia saat ini.
Dinasti-dinasti dalam Sejarah Tiongkok
1. Dinasti Xia (2070–1600 SM)
Dinasti Xia dianggap sebagai dinasti pertama dalam sejarah Tiongkok, meskipun bukti arkeologis yang pasti masih terbatas. Didirikan oleh Yu the Great, dinasti ini dikenal karena sistem pengairannya yang maju dan kemampuan mengendalikan banjir.
2. Dinasti Shang (1600–1046 SM)
Dinasti Shang adalah dinasti pertama yang meninggalkan bukti tertulis dalam bentuk tulang orakel dan prasasti perunggu. Dinasti ini terkenal dengan kemajuan dalam perunggu, sistem penulisan, dan struktur sosial yang kompleks.
3. Dinasti Zhou (1046–256 SM)
Dinasti Zhou, dinasti terpanjang dalam sejarah Tiongkok, terbagi menjadi dua periode: Zhou Barat dan Zhou Timur. Periode ini melihat perkembangan filsafat Tiongkok dengan munculnya Konfusianisme dan Taoisme.
4. Dinasti Qin (221–206 SM)
Dinasti Qin, meskipun singkat, memiliki dampak besar dengan penyatuan Tiongkok di bawah pemerintahan Kaisar Qin Shi Huang. Ia juga memulai pembangunan Tembok Besar dan sistem jalan yang luas.
5. Dinasti Han (206 SM–220 M)
Dinasti Han merupakan salah satu dinasti terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah Tiongkok, mengembangkan Silk Road dan memperkenalkan sistem ujian birokrasi. Era Han juga merupakan masa kemajuan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
6. Periode Tiga Kerajaan (220–280 M)
Setelah runtuhnya Dinasti Han, Tiongkok terbagi menjadi tiga kerajaan: Wei, Shu, dan Wu. Periode ini dikenal sebagai era kekacauan dan peperangan, tetapi juga menjadi sumber banyak legenda dan kisah terkenal.
7. Dinasti Jin dan Periode Enam Belas Negara (265–420 M)
Dinasti Jin berusaha menyatukan kembali Tiongkok, tetapi periode ini diwarnai dengan banyak perang dan fragmentasi politik.
8. Dinasti Sui (581–618 M)
Dinasti Sui berhasil menyatukan Tiongkok kembali setelah periode panjang perpecahan. Kaisar Yang Jian (Sui Wendi) mendirikan proyek besar seperti Kanal Besar Tiongkok.
9. Dinasti Tang (618–907 M)
Dinasti Tang dikenal sebagai salah satu masa keemasan Tiongkok, dengan kemajuan dalam budaya, seni, dan perdagangan. Ibukotanya, Chang’an, menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan dunia.
10. Dinasti Song (960–1279 M)
Dinasti Song terkenal dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi. Mereka memperkenalkan uang kertas dan mengembangkan teknologi percetakan.
11. Dinasti Yuan (1271–1368 M)
Didirikan oleh Kubilai Khan dari Mongol, Dinasti Yuan memperluas kekaisaran hingga mencapai wilayah-wilayah luar Tiongkok. Dinasti ini memfasilitasi pertukaran budaya dan perdagangan antara Timur dan Barat.
12. Dinasti Ming (1368–1644 M)
Dinasti Ming dikenal dengan ekspedisi maritim besar yang dipimpin oleh Zheng He dan pembangunan kembali Tembok Besar. Mereka juga memperkuat sistem birokrasi dan memperluas perdagangan internasional.
13. Dinasti Qing (1644–1912 M)
Dinasti Qing, dinasti terakhir Tiongkok, didirikan oleh bangsa Manchu. Selama masa ini, Tiongkok mengalami kemajuan tetapi juga menghadapi tantangan besar seperti pemberontakan internal, tekanan asing, dan Perang Candu.
Dari Kekaisaran ke Republik
1. Revolusi Xinhai (1911–1912)
Revolusi Xinhai dipimpin oleh Sun Yat-sen dan kelompok revolusioner lainnya yang menentang pemerintahan Qing. Pada 10 Oktober 1911, pemberontakan Wuchang berhasil, memicu serangkaian pemberontakan yang akhirnya menggulingkan Dinasti Qing. Pada 1 Januari 1912, Republik Tiongkok resmi didirikan dengan Sun Yat-sen sebagai presiden sementara.
2. Era Warlord dan Kuomintang (1916–1928)
Setelah Sun Yat-sen mengundurkan diri, Tiongkok mengalami periode ketidakstabilan politik yang dikenal sebagai Era Warlord. Pada 1925, setelah kematian Sun Yat-sen, Chiang Kai-shek mengambil alih Kuomintang (KMT) dan memulai Ekspedisi Utara untuk menyatukan Tiongkok di bawah pemerintahannya.
3. Perang Sipil Tiongkok (1927–1949)
Perang sipil antara KMT dan Partai Komunis Tiongkok (CPC) dimulai pada 1927. Konflik ini terganggu oleh invasi Jepang pada 1937, tetapi dilanjutkan kembali setelah Perang Dunia II berakhir. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok (RRT) setelah kemenangan CPC atas KMT.
4. Republik Rakyat Tiongkok (1949-sekarang)
Setelah mengambil alih kekuasaan, Mao Zedong dan CPC memperkenalkan serangkaian reformasi radikal, termasuk Kampanye Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan. Setelah kematian Mao pada 1976, Deng Xiaoping mengambil alih kepemimpinan dan memulai reformasi ekonomi yang membuka Tiongkok ke dunia luar, mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang pesat dan modernisasi negara.
0Komentar